Hai, sudah lama sekali tidak mengisi halaman blog saya sendiri. Bisa dikatakan agak sibuk beberapa tahun ini.. (kesannya lama banget, memang lama sih semenjak nulis terakhir di sini akhir tahun 2016 atau awal 2017). Namun saya selalu berkeinginan untuk menulis lagi, melimpahkan apa yang ada di otak saya,... kesini..hehe. Ohya, pendahuluannya seperti itu saja. saya mau mencoba menulis serius. Beberapa waktu lalu, saya diminta untuk membuat quickwin di tempat saya bekerja yakni Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Quickwin itu semacam percepatan kegiatan yang menjadi tugas dari suatu unit kerja, agar berdampak cepat bagi masyarakat.. berikut saya tampilkan hasil pemikiran saya : Perpustakaan Nasional (Perpusnas) memiliki fungsi sebagai Perpustakaan Deposit dimana seluruh terbitan di Indonesia harus tunduk pada Undang-undang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam dalam bentuk penyerahan terbitannya ke Perpusnas. Disamping itu, Perpusnas pun memiliki tugas pokok yakni mengelola kolek
Tulisan ini akan dimuat pada Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia tahun 2017 Perkembangan sumber elektronik yang sangat pesat serta ketersediaan sumber tersebut dalam jumlah yang sangat banyak membuat perpustakaan harus mengubah visi dan misi di layanan referensi. Hal ini diikuti pula dengan pertumbuhan internet membuat aspek keseluruhan dari perpustakaan mengalami perubahan. Pustakawan dan pengguna secara teratur dibombardir dengan pilihan informasi yang jumlahnya begitu banyak sehingga harus ada semacam evaluasi untuk otentifikasi dan keakuratan informasi tersebut. Banyaknya materi yang ter”digitalisasi” membuat orang lebih senang menelusur informasi melalui Komputer dan Internet. “Kebangkitan” internet semakin memanjakan orang dengan sumber informasi yang gratis, mudah, dan cepat. Layanan referensi harus menjawab tantangan tersebut dengan menyediakan kombinasi antara layanan yang bersifat personal dan sesuai keinginan pengguna. Layanan referensi merupakan layanan y